Jakarta, (Analisa). Pemerintah tak mau Indonesia terjerat dalam krisis utang seperti yang dialami oleh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Presiden SBY berjanji bakal menurunkan utang Indonesia.
"Utang itu di masa krisis sering menjadi solusi. Tetapi kalau tidak kita perlukan maka tidak boleh kita masuk dalam budaya berutang," tegas SBY saat membuka Sidang Kabinet di kantornya, Jakarta, Senin (8/8).
SBY mengatakan, ia bertekad menurunkan rasio utang Indonesia sehingga anggaran makin sehat dan tidak tergantung dengan utang lagi.
Dikatakan SBY di depan Wapres Boediono dan para menteri, sekuat apapun negara seperti AS dan Eropa, jika defisit anggarannya besar, maka rasio utang pun akan sangat tinggi dan ekonomi menjadi tidak aman. Ini telah dibuktikan dalam sejarah.
"Oleh karena itu kita memperbaiki debt to GDP rasio (rasio utang terhadap PDB). Tahun lalu sudah kurang 25% dan akan kita terus turunkan tahun depan. Dan juga meningkatkan penerimaan negara, baik pajak maupun non pajak. Mengatur pembelanjaan yang tepat sehingga tidak perlu defisit," tutur SBY.
Saat ini pemerintah tengah mencermati penuh situasi yang terjadi di Eropa dan AS. SBY mengatakan, ekonomi Indonesia saat ini sudah lebih baik dan siap menahan krisis yang terjadi dari luar.
"Satu-satunya yang perlu kita cermati dan antisipasi adalah turunnya IHSG kita yang relatif tajam tetapi tidak perlu khawatir ini terjadi secara global. Ini terjadi di AS, Eropa, dan Asia," kata SBY.
"Kita pahami betul IHSG itu. Dengan pemahaman ekonomi kita dalam keadaan baik, tidak perlu ada kepanikan apapun, kecemasan apapun, sistem harus bekerja penuh dan di tingkat kementerian agar segala sesuatunya bisa kita kelola dengan baik," kata SBY.
Menurut data terakhir, total utang pemerintah Indonesia hingga Juni 2011 mencapai Rp 1.723,9 triliun. Dalam sebulan utang pemerintah naik Rp 7,34 triliun dibanding Mei 2011 yang sebesar Rp 1.716,56 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga Juni 2011 bertambah Rp 47,05 triliun.
Jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga Juni 2011 mencapai US$ 200,52 miliar. turun dibandingkan per Mei 2011 yang sebesar US$ 201,07 miliar. Tapi masih lebih tinggi dibandingkan Desember 2010 yang sebesar US$ 186,5 miliar.
Krisis AS dan Eropa tak Berdampak Signifikan
Kinerja ekspor Indonesia relatif tak terlalu terganggu dari belum membaiknya kondisi perekonomian AS dan Eropa. Dua wilayah ini berkontribusi tak dominan bagi pasar ekspor Indonesia.
"Dampak penurunan permintaan AS dan Eropa, ekspor ke AS sekitar 11% dan Eropa 13%, lebih banyak ekspor kita ke Asia, jadi dari segi dampak langsung kita perkirakan tidak terlampau besar," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di kantor menko perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Senin (8/8).
Bahkan kata Mari bila dilihat dari jenis produk yang diekspor ke AS dan Eropa, selama ini terlihat terus meningkat. Walaupun pertumbuhan ekonomi AS dan Eropa sudah lambat.
"Karena apa yang terjadi adalah relokasi, dalam arti pembelian sepatu, tekstil dan garmen beralih dari China ke Indonesia.
Walaupun demand kita tidak terlalu berkembang, namun dengan adanya relokasi sedikit membantu ekspor manufaktur kita," ucap Mari.
Tahun ini diperkirakan total nilai ekspor bisa menembusangka US$ 200 miliar. Angka ini lebih tinggi dari ekspor tahun lalu yang hanya US$ 157,73 miliar
Sepanjang semester I-2011, nilai ekspor yang telah dilakukan oleh Indonesia mencapai US$ 98,64 miliar. Naik 36,02% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Sementara total ekspor Indonesia di Juni 2011 mencapai US$ 18,41 miliar, atau naik 49,35% dibandingkan dengan ekspor di Juni 2010 lalu. (dtc)